Wasiat ketiga : Menjaga waktu
BEBERAPA WASIAT BAGI PENUNTUT ILMU
Wasiat ketiga: Menjaga waktu.
Kalau kita perhatikan banyak para pemuda yang tidak menghiraukan bagaimana cara memanfaatkan waktunya, memanfaatkan waktu muda dan masa aktif. Engkau melihat mereka tenggelam dalam tidur yang lelap berjam-jam yang tidak sesuai kebutuhkan, sementara yang lain menyia-nyiakan waktunya untuk membaca lembaran-lembaran Koran dalam waktu yang lama sementara yang lain, mondar-mandir mengunjungi temannya dan lain sebagainya.
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Abi Barzah Al-Aslami bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Salallhu’alaihi sallam bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ؟ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ ؟ وَعن مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ ؟ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ؟ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
Tidak akan melangkah dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga dirinya akan ditanya di sisi Tuhannya tentang lima hal: tentang umurnya, apakah dia habiskan, masa mudanya, apakah dimanfaatkan, tentang hartanya dari manakah didapatkannya dan kemanakah disalurkan dan tentang ilmunya apakah yang diperbuat dengannya”.[1]
Dan diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrok dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad Salallhu’alaihi wa sallam bersabda:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum datangnya masa kemiskinanmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu”.[2]
Sorang penyair berkata:
Waktu adalah sesuatu yang paling berharga untuk dijaga
Namun aku melihat, dia paling mudah engkau sia-siakan
Wasiat keempat: Berakhlak yang baik.
قال الله تعالى : وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا [ الإسراء: 53]
Dan katakanlah kepada hamba-hamba -Ku: ” Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. [Al-Isra’/17: 53]
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Darda’ bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda:
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِي
Tidak ada sesuatu apapun yang lebih berat pada timbangan amal seorang hamba pada hari kiamat daripada akhlak yang baik, sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla membenci orang yang suka berkata kotor lagi keji”.[3]
Ibnul Mubarok berkata : Akhlak yang baik terwujud dengan wajah berseri-seri, berbuat yang makruf, menahan diri mengganggu orang lain dan bersabar atas kekasaran orang lain terhadap dirinya”.
Dengan prilaku inilah Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam berwasiat kepada para shahabatnya di dalam hadits Abi Dzar dan Mu’adz bin Jabal radhillahu anhuma di dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallhu’allaihi wa sallam:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Bertqwalah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla di manapun kamu berada, dan balaslah perbautan buruk dengan kebaikan niscaya dia akan menghapuskannya dan berakhlaklah terhadap orang lain dengan akhlak yang mulia”.[4]
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam memadukan antara bertqwa kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dengan akhlak yang baik, sebab dengan taqwa maka hubungan antara seorang hamba dengan tuhannya akan harmonis dan akhlak yang baik juga akan menciptakan keharmonisan hubungan antara seorang hamba dengan makhluk Allah Shubhanahu wa ta’alla yang lain”.[5]
Dan keimanan seorang hamba tidak akan sempurna sampai dirinya diberikan taufiq kepada akhlak yang baik. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik prilakunya terhadap isteri-isterinya”.[6]
Dan Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang paling baik akhlaknya dan barangsiapa yang ingin mendapat petunjuk kepada akhlak yang baik maka tauladanilah akhlak Beliau. Dari Anas bin Malik Rhadiyallahu’anhu, dia berkata: Aku telah berkhidmah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun dan aku belum pernah mendengar beliau berkata cih, dan beliau tidak pernah berkata: Kenapa kamu perbuat ini” pada perkara yang telah terlanjur aku lakukan dan tidak pernah pula aku mendengar beliau berkata: Kenapa kamu tidak mengerjakan ini?. Terhadap perkara yang terlanjur aku tinggalkan”.[7]
Wasiat kelima: Berpegang teguh dengan agama Allah Shubhanahu wa ta’ala.
قال الله تعالى : وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ [ الحجر: 99]
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini ajal. [Al-Hijir/15: 99].
Maksudnya adalah kematian. Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman tentang Nabi Isa Alihissalam:
قال الله تعالى : وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا [ مريم: 31]
“…dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan menunaikan) zakat selama aku hidup”. [Maryam/19: 31].
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Aisyah radhillahu anha bahwa Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِك
Wahai Tuhan yang Membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku pada agama -Mu dan ketaatan kepada -Mu”.[8]
Dan telah disebutkan di dalam hadits Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam yang menjelaskan bahwa orang-orang yang berpegang teguh pada agama Allah Shubhanahu wa ta’alla di akhir zaman, mereka akan hidup terasing, namun dengan itu mereka mendapat pahala seperti yang didapatkan oleh para shahabat Rasulullah Shhalallhu’alaihi wa sallam pada saat Islam masih asing, pahala sebesar itu mereka dapatkan karena kesabaran mereka atas katerasingan tersebut. Diriawayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Umar Rhadiyallahu ‘anhum bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
Islam itu muncul dalam keadaan terasing, dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing”.[9]
Dan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa mereka adalah manusia yang shaleh di tengah-tengah manusia yang buruk, orang yang berseberangan dengan mereka lebih banyak daripada orang yang mentaati mereka”.[10]
Dan disbutkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu’alihi wa sallam bahwa orang yang berpegang teguh dengan agama mereka di akhir zaman kelak sama seperti orang yang memegang bara api dan mereka mendapat pahala sama seperti pahala limapuluh para shahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang berbuat ibadah yang sama. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam sunannya dari Abi Tsa’labah Al-Khusyani Radhiyallahu’anhu bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alihi wa sallam bersabda pada saat disebutkan tentang amar ma’ruf nahi mungkar: Sesungguhnya hari-hari di belakang kalian adalah hari-hari yang harus dihadapi dengan kesabaran, dan bersabar pada hari itu sama seperti orang yang menggenggam bara api, orang berbuat amal ibadah pada saat itu akan mendapat pahala sama seperti pahala lima puluh orang lelaki yang berbuat ibadah seperti ibadah yang mereka kerjakan. Dan yang lain memberikan tambahan kepadaku berkata: Wahai Rasulullah apakah pahala lima puluh dari kalangan mereka?. Rasulullah Shalallhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Pahala limapuluh orang dari kalian”.[11]
Maka aku berwasiat kepada diriku dan kepada seluruh sudaraku untuk teguh di dalam tuntunan yang dipegang oleh Rasulullah Shalallhu’alaihi wa sallam dan bersabar atas yang demikian itu.
قال الله تعالى : وَالْعَصْرِ 1 إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ 2 إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 3 [ العصر: 1- 3]
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. [Al-Ashr/103: 1-3].
قال الله تعالى : قال تعالى: وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّىَ يَحْكُمَ اللّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ [ يونس: 109]
Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah Shubhanahu wa ta’alla Shubhanahu wa ta’alla memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. [Yunus/10 : 109].
قال الله تعالى : وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ [ القصص: 83]
Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakw. .[Al-Qoshos/28: 83]
Tidak diragukan lagi bahwa seorang muslim pada masa sekarang ini dihadapkan dengan berbagai godaan syhawat dan kelezatan fana dunia yang begitu dahsyat. Namun barangsiapa yang memohon pertolongan kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla niscaya -Dia akan menolongnya dan barangsiapa yang bersabar maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan menjadikannya sabar.
قال الله تعالى : وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ [ العنكبوت: 69]
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [Al-Ankabut/29: 69].
Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla menjadikan kita termasuk golongan mereka. Segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
[Disalin dari وصايا لطالب العلم Penulis Syaikh Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi , Penerjemah : Muzaffar Sahidu, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2011 – 1432]
______
Footnote
[1] Sunan Turmudzi: 4/612 no: 7846
[2] Mustadrok Al-Hakim 4/341 no: 7846
[3] HR. Al-Turmudzi 4/362 no: 2002 dan dia berkata hadits hasan shahih
[4] Sunan Turmudzi: 4/355 no: 1987 dan dia berkata: Hadits hasan shahih
[5] Al-Fawid halaman: 84-85
[6] HR. Turmudzi 3/466 dan dia berkata: Hadits hasan shahih
[7] Sunan Turmudzi 4/368 no: 2015 dan asalnya adalah as-shahihaini
[8] Musnad Imam Ahmad: 6/251
[9] Muslim 1/130 no: 145
[10] Musnad Imam Ahamad: 2/177
[11] HR. Abu Dawud: 4/123 no: 4341
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/60657-wasiat-ketiga-menjaga-waktu.html